Cari lampu penerangan hajat? klik disiniCari keripik pisang banten klik disini jajanan nikmat ADA di sini 05. Memelihara Hati Langsung ke konten utama

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM ISLAM Oleh : M. Ilham Hidayatullah A.    PENDAHULUAN Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri. Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama , apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua , apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?.

05. Memelihara Hati


Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.

Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

Sang murid harus memelihara hatinya dari rasa was-was, dan cita-cita kosong dengan lantaran pikiran yang kotor dan angan-angan panjang. Pintu hatinya harus dibentengi dengan dinding tebal untuk mengawasi sesuatu yang datang dan menghampirinya. Sebab jika dimasuki oleh gejala-gejala di atas, niscaya akan rusak hatinya apabila hati itu rusak menjadi sukarlah untuk menghilangkan penyakit yang berlapis-lapis.Lantaran itu sang murid harus senantiasa membersihkan hatinya menjadi tempat ilham Tuhan. Supaya hati itu tidak cenderung pada tuntutan hawa nafsu dan syahwat keduniaan.

Sang murid harus memelihara hatinya dari sifat-sifat dendam kesumat, hasad dan dengki serta berprasangka jelek terhadap kaum muslimin. Jangan sekali-kali mempunyai sangkaan buruk terhadap siapapun. Bahkan hati itu seharusnya dipimpin untuk menjadi penasehat kaum Muslimin, bersifatlah pengasih dan penyayang serta senantiasa berprasangka baik kepada semua orang. Segala kebaikan untuk dirimu, juga harus disukai orang lain, begitupun sebaliknya segala keburukan yang dibenci untuk dirimu, harus pula dibenci oleh orang lain.

Sang murid harus mengetahui pula bahwa hati itu mempunyai berbagai jenis penyakit yang paling berat, lebih buruk dan lebih tidak sesuai untuk menerima ma 'rifatullah (pengenalan Allah) dan kecintaan-Nya; melainkan setelah ia membersihkan dari segala penyakit-penyakit hati yang sangat membahayakan ialah sifat-sifat membesarkan diri, membanggakan diri, sombong atau pamer dan hasud atau dengki.

Sifat membesarkan diri itu menandakan orang yang kurang akalnya, jahil dan bodoh. Bagaimana boleh membesarkan diri, sedangkan ia tahu bahwa dirinya dicipta dari setetes air yang kotor, dan tidak berapa lama hidup di dunia sesudahnya ia akan mati dimakan cacing tanah, badannya menjadi bangkai yang membusuk. Jika ia merasakan dirinya tampan/cantik dan hidupnya senang dalam kemewahan, bukankah itu semua ciptaan dan kemurahan Tu­han, yang mana engkau tiada kuasa sama sekali dalam kodratmu, tidak mempunyai kekuatan dan daya untuk mendapatkan tanpa takdir Tuhan, tidaklah merasa khawatir dan bimbang, jika ia berbangga diri terhadap hamba-hamba Allah dengan apa yang telah dikaruniakan Allah padanya dari kelebihan-Nya. Kelak Allah merampas semua karunia-Nya disebabkan kelakuannya yang buruk dan mencoba menandingi Allah dalam sifat kibriya'Nya. Bukankah sifat kebesaran itu mutlak merupakan sifat Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi.

Sifat Riya', menunjukkan orang yang hatinya kosong dari sifat suka membesarkan Allah dan yang suka mengagungkan Allah. Sebab semua amalnya pura-pura yang berkepentingan untuk menunjuk-nunjukkan kepada orang banyak. Apakah dia kurang puas bahwa amal yang dikerjakan itu hanya diketahui Tuhan Rabbul Alamin saja.

Orang yang beramal shaleh sedang ia ingin amalan-nya diketahui orang banyak, supaya ia mendapatkan nama dan penghargaan atau mendapatkan balasan anugerah, maka orang itu sudah melakukan riya', jahil dan mengejar dunia. Sebab seorang yang zahid tidak mau menjual amal akhiratnya dengan dunianya, walaupun semua orang datang untuk memberinya penghormatan dan mencurahkan harta kekayaan, namun ia tetap menolak dan membencinya. Akan tetapi amal seorang yang riya' memancing dunia de­ngan amal akheratnya yang menjadi umpan. Sungguh tidak ada orang yang lebih jahil dari orang ini.

Jika ada orang yang tidak mau berzuhud di dunia ini, maka seharusnya ia mencari dunia dari pemilik dunia, yaitu Allah SWT. Sebab hati manusia berada di dalam genggaman Tuhan. Dialah saja yang menggerakkan hati manusia menurut kehendak-Nya untuk membantu siapapun yang menujukan harapan kepada-Nya.

Adapun Sifat Hasadmaka ia sudah jelas menentang kekuasaan Allah Ta'ala dan menentang kodratNya dalam kerajaanNya. Sebab jika Allah SWT menganugerahkan nikmat-Nya ketengah-tengah hambaNya, tentulah tidak syak lagi, Dia berkehendak demikian, memilih sesukanya dan tidak sama sekali terpaksa untuk melakukanNya. Lain dengan seorang hamba memilih sesuatu yang bertentangan dengan yang dipilih majikannya haruslah ia mendapat kemurkaan.

Adakalanya hasad dan dengki, berlaku dalam segala urusan dunia, seperti mencari pangkat, mengejar harta kekayaan. Padahal pangkat dan harta kekayaan tersebut adalah lebih kecil dan hina, dari pada kedengkian. Seharusnya anda merasa kasihan terhadap orang yang ditimpa bencana menda­pat pangkat dan harta kekayaan. Seharusnya anda berterima kasih kepada Allah yang telah menyelamatkan anda daripadanya.

Adapun hasad dan dengki berlaku juga pada urusan-urusan akhirat seperti dalam mencari ilmu dan berlomba berbuat kebaikan Tiada baik seseorang murid memendam rasa dengki terhadap saingannya. Seharusnya ia merasa bahagia dengan adanya kemajuan akan saingannya. Seorang mukmin akan menjadi lebih baik dari rekan-rekannya. Sang murid harus mencintai saudaranya didalam hati serta berusaha menciptakan Ukhuwah Islamiah. Serta berlomba-lomba dalam mentaati-Nya dan ia tidak merasa apakah orang-orang itu melebihi mereka. Sebab semua rizki karunia dari Allah SWT dan hanya Dia saja yang boleh mengkhususkan RahmatNya kepada siapa yang Dia sukai.

Didalam hati banyak terdapat berbagai macam akhlak yang tercela, kami tidak dapat menyebutkan satu persatu dalam buku ini, agar tidak terlalu panjang, kami telah mengingatkan anda tentang pokok penyakitnya, atau ubi dan akarnya yaitu cinta pada dunia. Cinta Dunia adalah pokok dari segala bencana sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW :

Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,

Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh

Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RISALATUL MURID

Sekilas Biografi Penyusun Kitab Risalatul Murid 01. Pendahuluan 02. Masalah Thariqat 03. Bagaimana Memelihara Rahasia Batin 04. Taubat 05. Memelihara Hati 06 - Mencegah seluruh anggota badan dari maksiat 07 - Bencana Lisan 08 - Bencana Telinga dan Mata 09 - Senantiasa dalam Thaharah 10 - Memperbanyak yang dianjurkan 11 - Shalat Tahajud tengah malam 12 - Memelihara Shalat 5 Waktu 13 - Ruh Ibadat 14 - Melazimkan Sholat Jum'at Dan Berjamaah 15 - Peranan Dzikir 16 - Jalan Menuju Allah 17 - Menolak Sifat Malas 18 - Jalan Menuju Allah 19 - Kategori Nafsu 20 - Ujian Hidup Miskin 21 - Pembagian Rezeki 22 - Sabar terhadap penganiayaan orang 23 - Jangan panjang angan-angan 24 - Jangan Takut Pada Manusia 25 - Mukasyafah 26 - Hakekat Keramat (Karomah) 27 Senantiasa Husnudzhon kepada Allah 28 Hukum Mencari Rezeki 29 Teman Yang Kamil 30 Penghubungmu dengan seorang Syaikh 31 Meletakkan kepercayaan ke

Dalil dan Pengertian Suluk, Macam-Macam Suluk Serta Bentuk-Bentuknya

1. Pengertian Suluk Secara etimologis, kata suluk berarti jalan atau cara, bisa juga diartikan kelakuan atau tingkah laku, sehingga husnul-suluk berarti kelakuan yang baik. Kata suluk adalah bentuk masdar yang diturunkan dari bentuk verbal "salaka yasluku" yang secara harfiah mengandung beberapa arti yaitu "Memasuki, melalui jalan, bertindak dan memasukkan". 1 Secara garis besar suluk merupakan kegiatan seseorang untuk menuju kedekatan diri kepada Allah, suluk hampir sama dengan tarekat, yakni cara mendekakan diri kepada Tuhan. Hanya saja, kalau tarekat masih bersifat konseptual, sedangkan suluk sudah dalam bentuk teknis oprasional 2 Oprasional dalam arti yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar teori melainkan langsung dipraktikkan dalam tingkah laku keseharian, kata suluk berasal dari ungkapan terminologi dalam al-Qur’an yakni Fasluki dalam surat An-Nahl (16) Ayat 69. 3 yang artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuh

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM ISLAM Oleh : M. Ilham Hidayatullah A.    PENDAHULUAN Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri. Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama , apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua , apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?.
DIBERDAYAKAN OLEH SAEPUL