Cari lampu penerangan hajat? klik disiniCari keripik pisang banten klik disini jajanan nikmat ADA di sini MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM Langsung ke konten utama

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM ISLAM Oleh : M. Ilham Hidayatullah A.    PENDAHULUAN Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri. Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama , apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua , apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?.

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT

DALAM ISLAM

Oleh : M. Ilham Hidayatullah

A.    PENDAHULUAN

Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri.

Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama, apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua, apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?. Ketiga, fase apa saja untuk mencapai hakikat marifah ?.

B.     PEMBAHASAN

1.    Pengertian suluk/tarekat dalam islam

Dari segi bahasa suluk/tarekat berasal dari bahasa arab thariqat yang artinya jalan, keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Shaliba mengatakan secara harfiah tarikat berarti jalan yang terang, lurus yang memungkinkan sampai pada tujuan dengan selamat. Selanjutnya pengertian tarikat berbeda-beda menurut tinjauan masing-masing. Di kalangan muhaddisin tarikat di gambarkan dalam dua arti yang asasi pertama menggambarkan seseuatu yang tidak dibatasi terlebih dahulu (lancar), dan yang kedua didasarkan pada sistem yang jelas yang di batasi sebelumnya. Selain itu tarikat juga di artikan sekumpulan cara yang bersifat renungan, dan usaha inderawi yang mengantarkan pada hakikat, atau esuatu data yang benar.

Khusus ,menyangkut kata ath-thariqah, di ungkapkan Al-qur’an dalam ayat berikut:

“dan bahwasannya jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama islam), maka benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). (QS. Al-jinn 16)

Selanjutnya istilah tarikat lebih banyak di gunakan oleh para ahli tasawuf. Musthafa zahri dalam hubungan ini mengatakan tarikat adalah jalan  atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan acaran yang di contohkan oleh Nabi muhammad dan di kerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan tabi’it tabi’in turun-temurun sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada masa kita ini.

Lebih khusus lagi tarikat di kalangan sufiyah berarti sistem dalam rangka mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh iklas semata-mata untuk mengharapkan bertemu dan bersatu secara ruhiah dengan tuhan.jalan dalam tarikat itu antara lain terus-menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada tuhan, dan terus-menerus menghindari diri dari sesuatu yang melupakan tuhan.

حَقِيْقَةُ السُّلُوْكِ ' اَلتَّخَلَّى عَنِ الصِّفَاتِ الْمَذْمُوْمَةِ وَ التَّحَلِّى بِالصِّفَ اتِ الْمَحْمُوْدَتِ

Adapun hakekat suluk, ialah mengosongkan diri dari sifat-sifat mazmumah/buruk (dari maksiat lahir dan dari maksiat batin) dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji/mahmudah (dengan taat lahir dan batin).

Jadi arti suluk itu, bukanlah sekedar untuk maksud mendapat nikmat dunia dan akhirat atau untuk memperoleh limpahan-limpahan kurnia Allah, atau untuk mendapatkan sorotan nur cahaya, dan lain-lain, sehingga kelak dapat mengetahui suratan nasib. maka itu semua bukan, tetapi bertujuan semata-mata untuk Allah.Dengan jalan suluk, maka semua pelajaran-pelajaran yang kita pelajari dari ilmu tasawuf/tarekat.  salik sendiri akan mengalaminya oleh karena itu pentingkanlah dan merasa wajib lah melakukan suluk itu.

Dalam pada itu harun nasu tion mengatakan tarekat ialah jalan yang harus di tempuh seorang sufi dalam tujuan ion mengatakan tarekat ialah jalan yang harus di tempuh seorang sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan tuhan. Hamka mengatakan bahwa di antara makhlik dan khaliq itu ada perjalanan hidup yang harus di tempuh. Inilah yang kita katakan tarikat.

Dengan memperhatikan berbagai berbagai pendapat di atas, kiranya dapat di ketetahui bahwa yang di maksud dengan tarekat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang di dalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya di sertai penghayatan yang mendalam amalan dalam tarikat ini di tunjukkan dalam memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan tuhan.

Dalam perkembangan selanjutnya, tarikat sebagai,ama di sebutkan Harun nasution,mengandung arti organisasi (tarikat), yang mempunyai syaik, upacara ritual dan bentuk zikir tertentu.

Guru dalam tarikat yang sudah melembaga itu selanjutnya di sebut mursyid atau syaikh, dan wakilnya di sebut khalifah. Adapun pengikutnya di sebut murid. Sedangkan tempatnya di sebut ribath dan sawiyah atau taqiyah. Selain itu tiap tarikat juga memiliki amalan atau atau ajaran wirid tertentu, simbol-simbol kelembagaannya, tata tertibnya dan upacara-upacara lainnya yang membedakan antara satu tarekat dengan tarikat lainnya.

Menurut ketentuan tarikat pada umumnya,bahwa seorang murid di hadapan gurunya ibarat mayit atau bangkai yang tak berdaya apa-apa. Dan karena tarikat itu merupakan jalan yang harus dilalui untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka orang yang menjalankan suluk/tarekat itu harus menjalankan syariat dan si murid harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

a.     Mempelajari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan syariat agama.

b.    Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak sang guru, dan melaksanakan printahnya serta meninggalkan larangannya.

c.    Tidak mencari-cari keringanan dalam beramal agar tercapai kesempurnaan yang hakiki.

d.   Berbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin dengan segala wirid dan doa guna pemantapan dan kekhusuan dalam mencapai maqomat yang lebih tinggi.

e.    Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai amal.

Ciri-ciri tarekat tersebut merupakan ciri yang pada umumnya dianut setiap kelompok, sedangkan dalam bentuk amal dan wiridnya berbeda-beda.

Artinya : maka tempuh lah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dalam menempuh jalan kepada tuhan (suluk) maka ahli-ahli tasawuf/tarekat merasa yakin akan sampai kepada tuhan.

Firman Allah : (Q.S al-kahfi 110)

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاءَ رَبِّهِ  فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَايُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدَا

Artinya  : maka barang siapa yang ingin akan menemukan Allah,maka hendaklah ia mengerjakan amal/baik/shaleh dan janganlah ia mempersekutukan siapapun dalam ber-ibadat kepada Allah.

Dengan ciri-ciri tarikat yang demikian itu tidak mengherankan jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tarikat sebenarnya termasuk dalam ilmu mukasyafah, yaitu ilmu yang dapat menghasilkan pancaran nur tuhan kedalam hati murid-muridnya, sehingga dengan nur itu terbukalah baginya segala sesuatu yang gaib dari pada ucapan-ucapan nabinya dan rahasia-rahasia tuhannya. Ilmu ini di lakukan dengan cara riadah/latihan dan mujahadah.

Dengan demikian tarikat mempunyai hubungan subtansial dan fungsional dengan tasawuf. Tarikat pada mulanya berarti tata cara dalam mendekatkan diri kepada Allah.dengan demikian pula tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarikat itu adalah cara dan jalan yang di tempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada tuhan. Inilah hunungan antara tarikat dan tasawuf.

2. Pengertian wushul/marifat dalam islam

Segi bahasa, marifat berasal dari kata ‘arafa-ya’rifu=irfan dan marifah yang artinya mengetahui atau pengalaman. Dan apabila dihubungkan dengan pengalaman tasawwuf, maka istilah marifat di sini berarti mengenal Allah ketika sufi mencapai suatu maqam dalam tasawwuf.

Dr. Musthafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat ulama tasawuf, antara lain:

اَلْمَعْرِفَةُ جَزْمُ قَلْبِ بِوُجُوْدِ الْوَاجِبِ الْمَوْجُوْدِ مُتَصِفًا بِسَاءِرِ الْكَلِمَاتِ

Artinya : “marifah adalah ketepatan hati (dalam memercayai hadir nya) wujud yang wajib adanya (Allah) yang menggambarkan segala kesempurnaan”

Marifah adalah pengetahuan yang objeknya bukan pada hal-hal yang bersifat zahir, tetapi lebih mendalam terhadap bathinnya dengan mengertahui rahasiannya. Hal ini di dasarkan pada pandangan bahwa akal manusia sanggup mengetahui hakikat ketuhanan, dan hakikat itu sati, dan segala yang maujud berasal dari yang satu.

Tidak semua orang yang menuntut ajaran tasawwuf dapat sampai kepada tingkatan marifah. Karena itu, sufi yang sudah mendapatkan marifah, memiliki tanda-tanda tertentu, sebagaimana keterangan dzun nun Al-mishri yang mengatakan ada beberapa tanda yang dimiliki oleh sufi bila sudah sampai kepada tingkatan marifah, antara lain :

a.    Selalu memancarkan cahaya marifah padanya dalam segala sikap dan prilakunya, karena itu, sikap wara’ selalu ada pada dirinya.

b.    Tidak menjadikan keputusan pada sesuatu yang berdasarkan fakta yang bersifat nyata, karena hal-hal yang nyata meurut ajaran tasawuf, belum tentu benar.

c.    Tidak menginginkan nikmat Allah yang banyak buat dirinya, karena hal itu bisa membawanya kepada perbuatan haram.

Dari sini kita dapat melihat bahwa seorang sufi tidak membutuhkan kehidupan yang mewah, kecuali tingkatan kehidupan yang hanya sekedar dapat menunjang kegiatan ibadahnya kepada Allah swt.

            3. persiapan-persiapan dan tata cara untuk memulai suluk/tarikat

                        1. persiapan pertama

a.       Memperkuat hasrat untuk bersiap memulai suluk

b.      Mencari mursyid yang kabil (petunjuk jalan yang ahli/guru tarikat yang muktabarah)

c.       Bertaubat dari segala dosa lahir dan bathin dan mengakui bahwa ia mempunyai banyak dosa

d.      Melupakan/meninggalkan segala kegiatan/kesibukan duniawi selama suluk

e.       Bertekad bahwa perjalanan itu menuju kepada dzikrul maut

Artinya: “tidak ada jalan masuk / musyahadah dengan Allah, kecuali melalui dua pintu : salah satu dari pada itu ialah fanaul akbar yaitu mati tabii.

2.      Persiaban kedua

a.       Niat iklas untuk melakukan suluk, semata-mata untuk Allah

b.      Mentaati perintah Allah dan Rasulnya dan mengikuti petunjuk-petunjuk suuekh mursyid

c.       Melakukan mandi taubat

Adapun adab mandi taubat adalah : berniat, yaitu berniat mandi taubat dari dosa lahir dan bathin karena Allah.

1)      Mandi taubat dengan air suci dan diucapkan: Ya Allah, ampunilah dosaku lahi dan bathin dengan air bersih ini, semoga hilang semua najis besar dan kecil.

2)      Mandi taubat dengan air zam-zam (diniatkan) dan diucapkan: Ya Allah, ampunilah dosaku lahir dan bathin dan seluruh anggota badanku (mulit, hidung, mata, telinga, dua tangan, dua kaki, kemaluan, dan perut) dengan air zam-zam.

3)      Mandi taubat dengan air al kausar/surga , diucapkan: Ya Allah, ampunilah dosaku atas tujuh latifa (L qalby, L roh, L sirri, L chafi, L achfa, L nafsu natiqa, L kullu jasad) dengan ait al kausar

4)      Mandi taubat dengan air makrifatu nurullah dan nur muhammad, diucapkan: Ya Allah ampunilah saya dari semua dosaku dengan air makrifatu nurullah dan nur muhammad.

Catatan: cara mandi taubat seperti tersebut di atas di kerjakan pada tengah malam, pada saat inilah calon salik seolah-olah mandi pada empat taraf air, maksudnya salik sudah bertarikat/berjalan kepada maut.

1. berjalan pada tempat kediamannya, mandi air bersih menuju baitullah.

2. berjalan menuju dari baitullah, mandi air zam-zam menuju surga.

3. berjalan dari surga, mandi air al kausar menuju ke khadirat Allah.

4. di surga menuju ke khadirat Allah mandi air makrifatu nurullah dan nur Muhammad.

Firman Allah:

تَحَيتهم يوم يلقونه سلام وأعدلهم أجرا حريما

Artinya: “bahwa mereka orang-orang mukmin mendapat penghargaan pada hari bertemunya mereka itu dengan Allah dengan ucapan pemberian “salam penghormatan” dan Allah telah menetapi janjinya kepada mereka dengan pemberian karunia yang sangat Agung”

Setelah sudah mengerjakan mandi taubat, barulah calon salikmelakukan beberapa shalat sunnah:

1)      shalat wudhu dua rakaat

2)      shalat taubat dua rakaat

3)      shalat hajat dua rakaat

4)      . shalat istikharah dua rakaat

Sesudah mengerjakan beberapa shalat sunnah, maka di lakukanlah tawajju: (mengkonsentrasikan segala ingatan, perasaan, dan tujuan yang di tujukan semata-mata kepada Allah):

a.       Duduk tarikat, kepala di tundukkan ke latifatul Qolbi, seluruh anggota badan di diamkan dan di tenangkan

b.      Seluruh badan dari kepala, di bungkus kain putih, dan lampu di padamkan

c.       Sebaiknya di kerjakan dengan pimpinan syekh mursyid

d.      Mendengarkan perintah-perintah syekh mursyid

Barulah langkah selanjutnya ialah:

1)      Berniat

2)      Berdoa,

a.       Ya Allah, jadikanlah hatiku berjalan kepadaMu, sehingga aku memperoleh keridhaanmu yang aku cari

b.      Ya Allah, hilangkan lah hijab dalam hatiku dan bukakanlah hijab yang menutupi saya untuk menemukan Engkau

c.       Ya Allah, limpahkan lah kepada ku nur makrifatMu dalam hatiku, supaya aku melihat wajahMu

d.      Ya Allah, kembalikan lah aku kepada kodratMu dan iradatMu

e.       Ya Allah, berikanlah aku keriddhaanMu dan janganlah kami di siksa di hari kemudian

3)

4) membaca istigfar:

5) membaca shalawat kepada nabi Muhammad 3x atau 100x

6) membaca surat Al-fatihah 1x dan membaca surat Al-iklas 3x serta berdo’a “Ya Allah, berikanlah kami pahalanya apa-apa yang kami baca dengan suratul fatihah dan suratul iklas dan jadikanlah bacaan kami itu baik, karena engkaulah tuhan yang Maha sempurna. Dan jika bacaan kami ada pahalanya, maka kami mohon di hadiahkan ke hadirat Nabi Muhammad dan syekh mursyid serta semua silsila tarikat dan semua hamba yang sholeh.

7) Rabibatu kubur

Dalam melakukan rabibatu kubur, salik duduk tarikat, mata di pejamkan, lidah dilipat ke atas langit-langit, gigi di rapatkan, mulit di tutup, kepala di tundukkan ke latifatul qalbi dan badan di lembutkan gaya orang mati.

      Dalam rabitatu kubur ini salik, merasai/melihat dirinya mati, dimandikan, dikapan/di bungkus kain putih, di shalati, di angkat ke jenazah, di antar orang banyak ke kburan, di masukkan ke dalam kubur, di timbuni, di bacakan beberapa surat dari Al-quran dan di Talqin.

      Dunia sudah di tinggalkan, tinggal sendirian di kubur, malaikat mungkar dan nakir dadatang menannya: siapa tuhanmu?, siapa nabimu?, siapa imammu? Dimana kiblatmu?

      Setelah itu kita berjalan diatas titian siratul mustaqim dengan keyakinan. Melihat kekiri neraka, tidak sanggup masuk karena terlalu panas, melihat ke kanan surga, tidak patut masuk karena banyak dosa.

      Kita berjalan terus pantang mundur, maju terus ke depan semata-mata untuk menemukan Allah, salik masih merenug terus dan hati sudah tenang. Ketika itu, kehadiran hati beserta Allah, seolah-olah Allah mengatakan kepada kita/salik:

      Dalam ketenangan jiwa, kemudian membaca 2x

Kemudian barulah di baca do’a munajat:

8)

3.      Tata cara pelaksanaan tarikat

Tata cara pelaksanaan tarikat antara lain:

a.       Zikir, yaitu ingat yang terus-menerus kepada Allah dalam hati serta  menyebutkan namanya dengan lisan. Zikir ini berguna sebagai alat kontrol bagi hati, ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudah di tetapkan Allah.

b.      Ratib, yaitu mengucap lafal la ilaha illa Allah dengan gaya gerak dan irama tertentu

c.       Musik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair-syair tertentu diiringi dengan bunyi-bunyian (instrumentalia) seperti memukul rebana

d.      Menari, yaitu gerak yang di lakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan-bacaan tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan

e.       Bernafas, yaitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan zikir yang tertentu.

Selain itu musthafa zahri mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan tarikat sebagaimanandi sebutkan di atas, perlu mengadakan latihan batin, riadah dan mujahadah (perjuangan kerohanian). Perjuangan seperti itu di namakan pula suluk dan yang mengerjakannya di sebut salik.

4. Fase-fase untuk mecapai hakekat marifah

Salik/seseorang (yang berhasrat untuk bertasawuf dapat melakukan tarekat/berjalan kepada Allah dengan menempuh 4 fase/marhalah:

a.       Fase I. Disebut dengan marhalah amal lahir.artinya : berkenalan melakukan amal ibadat yang di perlukan dan nawafil/sunnat. Tiada di kurangi-kurangi, sesuai sesuai ibadat perlu dan nawafil yang biasa di kerjakan oleh rasulullah.

b.      Fase II. Di sebut dengan amal batin atau muraqabah ( mendekatkan diri kepada Allah) dengan jalan mensuci-bersihkan diri dari maksiat lahir dan bathin (takhali) memerangi hawa nafsu di barengi dengan amal yang mahmudah/terpuji dari taat lahir dan bathin (tahalli) yang semuanya itu merupakan amal qalbi. setelah hati dan rohani telah bersih yang di isi/dihiasi dengan zikir, istigfir dan dan tasbih, maka pada fase ini datanglah nur Allah yangdi namakan: nur cahaya kesadaran

c.       Fase III. Di sebut marhalah riadhah/melatih diri dan mujahadah/mendorong diri.

Firman Allah ( Q.S al-ankabut 49 )

وَالَّذِيْنَ جَاهِدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

Artinya : dan mereka yang mujahadah/bersungguh-sungguh ( mencari Allah ) maka sungguh kami (Allah) akan menunjukkan jalan (tarekat) kepada kami.

Maksud mujahadah ini, ialah melakukan jihad lahir batin untuk menambah kuat nya kekuasaan rohani atas jasmani, guna membebaskan jiwa kta dari belenggu nafsu duniawi, supaya jiwa itu menjadi suci bersih bagaikan kaca yang segera dapat menangkap apa-apa yang bersifat suci, sehingga mustahiq memperoleh bebrbagai pengetahuan yang hakiki tentang Allah dan kebesarannya.

Biasanya salik yang telah sampai kepada taraf ketiga ini maka mulailah jiwanya itu sedikit demi sedikit dimasuki nur cahaya.ketika itu mulai lah terbuka baginya keindahan alam itu, kebesaran alam ini, dan berbagai hal-hal yang halus dan rahasia.

d.      Fase IV. Disebut marhalah ‘fana-kamil yaitu jiwa sisalik telah sampai kepada martabat syuhudul haqqi bil haqqi    ( شهود الحق بالحق )

Meluhat hakekat kebenaran

Kemudian terbukalah dengan terang berbagai alam yang rahasia baginya, ketika itu terbukalah rahasia-rahasia rabbany baginya.berturut-turut datanglah nur dan mukasyafah padanya.dalam situasi seperti seperti inilah dalam puncak mahabbah dengan Allah, dapat melihat Allah dengan mata batin nya, memperoleh puncak kelezatan yang tiada pernah dilihat mata, tiada pernah di dengar telinga dan tiada pernah terlintas dalam hati sanubari manusai, tidak mungkin di sifati atau dinyatakan dengan kata-kata.

Pada fase marhalah ini sebagai puncak segala perjalanan, maka datanglah nur yang dinamakan : nur kehadiran.

C.    KESIMPULAN

1. Hakekat suluk, ialah mengosongkan diri dari sifat-sifat mazmumah/buruk (dari maksiat lahir dan dari maksiat batin ) dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji/mahmudah ( dengan taat lahir dan batin ). Jadi arti suluk itu, bukanlah sekedar untuk maksud mendapat nikmat dunia dan akhirat atau untuk memperoleh limpahan-limpahan kurnia Allah, atau untuk mendapatkan sorotan nur cahaya, dan lain-lain,sehingga kelak dapat mengetahui suratan nasib. maka itu semua bukan. Tetapi bertujuan semata-mata untuk Allah.

2. Marifah adalah ketepatan hati dalam memercayai hadirnya wujud yang wajib adanya Allah yang menggambarkan segala kesempurnaan.jadi Tidak semua orang yang menuntut ajaran tasawwuf dapat sampai kepada tingkatan marifah.

3. Salik/seseorang (yang berhasrat untuk bertasawwuf dapat melakukan tarekat/berjalan kepada Allah dengan menempuh 4 fase/marhalah. Pertama, marhalah amal lahir batin. Kedua,amal bathin atau muraqabah. Ketiga,marhalah ridhah/me;atih diri dan mujahadah/mendorong diri. Keempat, marhalah fana-kamil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RISALATUL MURID

Sekilas Biografi Penyusun Kitab Risalatul Murid 01. Pendahuluan 02. Masalah Thariqat 03. Bagaimana Memelihara Rahasia Batin 04. Taubat 05. Memelihara Hati 06 - Mencegah seluruh anggota badan dari maksiat 07 - Bencana Lisan 08 - Bencana Telinga dan Mata 09 - Senantiasa dalam Thaharah 10 - Memperbanyak yang dianjurkan 11 - Shalat Tahajud tengah malam 12 - Memelihara Shalat 5 Waktu 13 - Ruh Ibadat 14 - Melazimkan Sholat Jum'at Dan Berjamaah 15 - Peranan Dzikir 16 - Jalan Menuju Allah 17 - Menolak Sifat Malas 18 - Jalan Menuju Allah 19 - Kategori Nafsu 20 - Ujian Hidup Miskin 21 - Pembagian Rezeki 22 - Sabar terhadap penganiayaan orang 23 - Jangan panjang angan-angan 24 - Jangan Takut Pada Manusia 25 - Mukasyafah 26 - Hakekat Keramat (Karomah) 27 Senantiasa Husnudzhon kepada Allah 28 Hukum Mencari Rezeki 29 Teman Yang Kamil 30 Penghubungmu dengan seorang Syaikh 31 Meletakkan kepercayaan ke

Dalil dan Pengertian Suluk, Macam-Macam Suluk Serta Bentuk-Bentuknya

1. Pengertian Suluk Secara etimologis, kata suluk berarti jalan atau cara, bisa juga diartikan kelakuan atau tingkah laku, sehingga husnul-suluk berarti kelakuan yang baik. Kata suluk adalah bentuk masdar yang diturunkan dari bentuk verbal "salaka yasluku" yang secara harfiah mengandung beberapa arti yaitu "Memasuki, melalui jalan, bertindak dan memasukkan". 1 Secara garis besar suluk merupakan kegiatan seseorang untuk menuju kedekatan diri kepada Allah, suluk hampir sama dengan tarekat, yakni cara mendekakan diri kepada Tuhan. Hanya saja, kalau tarekat masih bersifat konseptual, sedangkan suluk sudah dalam bentuk teknis oprasional 2 Oprasional dalam arti yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar teori melainkan langsung dipraktikkan dalam tingkah laku keseharian, kata suluk berasal dari ungkapan terminologi dalam al-Qur’an yakni Fasluki dalam surat An-Nahl (16) Ayat 69. 3 yang artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuh
DIBERDAYAKAN OLEH SAEPUL