MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM ISLAM Oleh : M. Ilham Hidayatullah A. PENDAHULUAN Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri. Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama , apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua , apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?.
A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in. Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq. Pembagian Rezeki [Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Hadad.ra] Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh amma ba'du, Ketahuilah
bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh Allah Ta'ala.
Diantara hamba-hambaNya ada yang diluaskan rizkinya dan dilapangkan
kehidupan-nya, dan yang lain disempitkan kehidupannya, dan dikurangkan
rizkinya, menurut kebijaksanaanNya. Jika anda termasuk yang demikian,
maka hendaklah anda bersabar dan ridho, serta menerima terhadap
keputusan-Nya. dan anda bersifat qona'ah (cukup) dengan bagian yang
telah ditentukan Allah untukmu, dan bilamana anda termasuk yang
diluaskan rizkinya, maka hendaklah anda mengambil secukupnya sekedar
hajat keperluanmu, dan yang selebihnya hendaklah anda belanjakan pada
jalan-jalan kebajikan dengan sodaqoh dan berbakti. Ketahuilah
bilamana orang akan memasuki jalan Allah, maka tidak wajib atas dirinya
membelanjakan semua harta kekayaannya. Kalau sekiranya ia orang yang
berharta, tidak pula meninggalkan pekerjaan atau perniagaannya, yang
wajib bagi mereka hatinya tidak ke pekerjaan atau perniagaan, namun ia
wajib bertaqwa pada Allah semata dalam segala urusan yang ia jalankan,
kemudian ia hendaklah hidup sederhana dalam segala hal yang fardhu atas
dirinya dan yang sunnat, supaya ia tidak terjerumus dalam yang haram
atau ia campur dalam perkara-perkara yang tidak ada hubungan dengan
urusannya. Sebab semua perkara yang tersebut tidak pantas bagi
orang-orang yang akan menuju Allah Ta'ala. Seandainya
anda mengetahui bahwasannya hati ini tidak akan lurus dan agama tak
dapat selamat dari bencana-bencana yang mengancam, melainkan dengan
menghindarkan diri dari segala harta kekayaan, kalau ia mempunyai anak
dan istri maka ia wajib memberi nafkah dan pakaian dan wajiblah ia
menyediakan semua keperluan keluarganya tidak berlebihan dan ia wajib
berikhtiar mencari uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Kalau
ia sudah berusaha dengan maksimal, dengan segala jalan juga tidak
mendapatkannya, sehingga syara' meng'uzurkan dan kembalikan mutlak pada
Allah, barulah ia bebas dan selamat dari dosa. Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum, Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!! |
Komentar
Posting Komentar