Cari lampu penerangan hajat? klik disiniCari keripik pisang banten klik disini jajanan nikmat ADA di sini 34 (tamat) - Sifat Seorang Murid Langsung ke konten utama

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM ISLAM Oleh : M. Ilham Hidayatullah A.    PENDAHULUAN Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri. Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama , apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua , apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?.

34 (tamat) - Sifat Seorang Murid


A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin
Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.
Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

Sifat Seorang Murid
[Risalatul Murid, Sayyid Al-Imam Abdullah Al-Haddad.ra]


Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
amma ba'du,


Kita akan menerangkan beberapa sifat yang harus ada pada seorang murid yang benar. Berkata setengah ahli arif Billah, semoga Allah Ta'ala ridho kepada mereka dan memberi manfaat dari ilmu-ilmunya kepada kita sekalian amin.
 
Seorang murid yang menuntut thariqat (ilmu menuju ke jalan Allah) belum dapat dikatakan murid, sebelum ia mendalami isi Al-Qur'an dan memperoleh segala yang diperlukan dari Al-Qur'an. Dia harus mengenal kekurangan dirinya dari kesempurnaan (Al-Qur'an). Senantiasa menunjukan segala hajat-kebutuhan dan keperluannya kepada Allah SWT, bukan kepada hamba-hamba Tuhan. Tak akan sama antara emas dan debu jalan.
 
Seorang murid harus senantiasa memelihara batasan-batasan Allah Ta'ala dan janji-janji-Nya, selalu bersedia menerima pahit getirnya qadha (putusan Allah) dan senan­tiasa memuji Tuhan diwaktu mewah atau diwaktu sempit, dan setiap waktu mengikhlaskan dirinya pada Tuhan lahir bathin.
 
Seorang murid harus menghamba pada Allah Ta'ala dan tidak harus ditempuh oleh pangkat dan kedudukan, tidak harus dipengaruhi oleh tuntunan syahwat dan hawa nafsu dan tidak harus dipaksa oleh adat kebiasaan. Bicaranya merupakan zikir dan mutiara hikrnah, dan diamnya merupakan tafakkur dan tauladan. Perbuatannya mendahului percakapannya. Ilmunya membenarkan amalannya. Syiar khusyu' dan ketentraman jiwa, tawadhu' dan merendah diri berpihak kepada yang benar, dan mengutamakannya serta menolak yang batil, dan membencinya, bergaul dengan orang-orang yang baik serta melindungi mereka, dan membenci orang-orang jahat serta memusuhi mereka. Bathinnya lebih baik dari lahirnya. Pergaulannya lebih manis dari perbuatannya, suka menolong orang, ringan kaki dan tangan, jauh dari sifat bodoh, jadi orang yang dapat dipercaya, tidak berdusta, tidak berkhianat, bukan orang kikir dan pengecut, bukan pemaki atau pelaknat. Tiada mengabaikan kewajiban, tiada menggenggam apa-apa yang ada di dalam tangannya.
 
Niatnya senantiasa baik, bathinnya senantiasa suci, dadanya bersih dari segala rupa kejahatan. Minatnya tinggi terhadap segala amal yang dapat mendekatkan kepada Tuhan, nafsunya menolak semua pekerjaan yang hina, tidak mudah tergelincir ke dalam kesalahan. Tidak melakukan sesuatu pekerjaan karena menurutkan hawa nafsunya, suka kepada sifat menepati janji dan kepahlawanan, bersifat pemalu, menjaga harga dirinya, bertimbang rasa terhadap semua manusia dan makhluk-Nya, tidak akan marah jika manusia tidak timbang rasa kepadanya.
 
Jika menerima rizki ia bersyukur, Jika ditahan rizkinya ia bersabar, jika ia menganiaya dirinya dia segera bertaubat dan beristighfar, dan jika dianiaya segera ia memaafkan dan mengampunkan. Suka duduk sendirian dan berjauhan dari manusia kebanyakan, tidak memamerkan di­ri atas kemasyhurannya, lisannya diikat dari segala perkara yang tidak ia ketahui dan mengenai dirinya, dan hatinya senantiasa merasa pedih dan sedih, jika ia lalai dari mentaati Tuhannya. Tidak tawar menawar masalah/urusan agama. Tidak akan tunduk kepada makhluk dalam perkara yang akan dimurkai Tuhan Rabbii'Alamin, suka berkhalwat dan duduk mengasingkan diri, tidak berlebih-lebihan waktu bergaul dengan orang banyak.
 
Tidak berdiam diri yang tidak berguna, namun ada saja kebaikan yang dibuatnya atau ilmu yang diajarkan, sangat diharap darinya segala kebaikan, tidak ragu-ragu dan bimbang menolak kejahatan, tidak menganiaya orang yang menganiaya dirinya, dan memudahkan orang yang merendahkan dirinya laksana pohon kurma, semakin anda melontarkan batu semakin banyak buahnya yang jatuh ataupun laksana bumi betapa banyak kotoran yang anda letakkan dari perutnya, keluarlah yang sedap dan lezat darinya.
 
Cahaya kebenaran meliputi bentuk lahirnya, sehingga apa yang terlukis dari wajah lahirnya hampir-hampir menafsirkan apa yang tersembunyi dalam bathinnya. Hemat dan tujuannya semata-mata mencari keridhoan Allah SWT, mengerjakan sesuatu ataupun menjauhi semata-mata untuk mengikuti jejak Nabinya SAW yang dipandang sebagai manusia panutannya, orang kecintaannya dan orang pilihannya. la berusaha sekuat tenaga mencontoh Rasulullah SAW dalam sega­la hal, mengikuti dalam akhlaknya dan kelakuannya, juga tutur katanya. Senantiasa tunduk dan patuh kepada perintah Tuhan yang Maha Agung yang telah di Firmankan sebagai berikut :
 
Apa yang diperintah oleh Rasul, kerjakanlah dan apa yang dilarang berhentilah (QS. Al-Hasyr : 7)
 
Dan sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu dan orang-orang yang berharap untuk menemui Allah dihari akhirat dan ia harus mengingat Tuhan sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab : 21)
 
Dan siapa yang mematuhi Rasul maka ia sebenarnya mematuhi Allah(QS. An-Nisaa : 80)
 
Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada engkau, sebenarnya mematuhi Allah. (QS. Al-Fath: 10)
 
Katakanlah kalau kamu benar-benar mencintai Tuhan, maka ikutilah aku(Rasulullah SAW), niscaya kamu akan dicintai oleh Tuhan dan diampuni segala dosa-dosa ka­mu, dan Tuhan Maha Pengampun dan Penyayang. (QS. Al-Imran : 31)
 
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut  akan ditimpa cobaan atau dilimpa azab yang pedih.(An-Nur : 63)
 
Anda akan mendapatkan mereka itu (sang Murid), sebagai contoh yang tertinggi dalam mengikuti perjalanan nabi mereka. Senantiasa patuh pada Tuhannya dan berlomba-lomba untuk mendapatkan janji Tuhan yang Agung dan ia lari dari ancaman Tuhan yang pedih. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam Firman-Firman-Nya dan membawa kabar gembira dan bahagia sampai ke puncak kemenangan dan kejayaan bagi orang-orang yang mengikuti jejak Rasululullah SAW, dan memberi peringatan bagi orang-orang yang melanggar ajaranNya, dikarenakan akan mendapat celaka dan binasa.
 
Marilah kita bersama-sama berdo 'a ;
" Ya Allah, Ya Tuhanku kami mengakui bahwa Engkaulah Allah Tuhanku, tiada Tuhan lain melainkan Engkau Maha Penyayang dan Pemberi berbagai nikmat, Pencipta langit dan bumi dengan penuh keindahan. Wahai Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Mulia, kami memohon pada Engkau agar aku dianugerahi menjadi pengikut yang terbaik dari hamba-Mu yaitu RasulMu, junjungan kita Nabi Muhammad SAW baik dalam akhlaknya ataupun perbuatannya, lahir dan bathin, Berilah kami hidup dan mati atas dasar ini, wahai Tuhan kabulkanlah permohonan ka­mi dengan rahmatMu dan kelebihanMu wahai Tuhan yang Maha Rahmat .

Ya Allah Tuhanku, Engkaulah Tuhan kami, bagi-Mu segala puja dan puji yang baik lagi penuh keberkatan pujian yang memang sesuai dengan ke Maha Agungan ZatMu. Dan ke Maha Besaran kerajaanMu. Maha Suci Engkau wahai Tuhan, tiada ilmu bagiku melainkan yang telah kau ajarkan padaku. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Tiada Tuhan melainkan Engkau Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang yang menganiaya diri sendiri.”
 
Dan kini selesailah Risalah ini yang diberi judul Risalatul Murid’  dan kami berdo'a pada Allah semoga anda diperteguh pendiriannya dan dibantu dalam perjalanan ini, serta dicocokkan dengan kemauannya ketika meniti jalan Allah Ta'ala.
 
Dan bilamana dalam tulisan-tulisan atau ada pembahasan-pembahasan yang salah cetak ataupun lainnya sebelum dan sesudahnya, kami mohon ampunan Allah dan maaf dari pembaca dan sudilah para pembaca membenarkannya, kata pepatah tak ada gading yang tak retak.
 
Dengan puja puji yang setinggi-tingginya hanya mutlak untuk Allah semata. Pada malam ke 21 bulan Ramadhan 1416 H, (9 Februari 1996) selesailah tulisan ini dengan diiringi shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi dan Rasul Muhammad SAW serta keluarganya dan Semua pengikutnya yang setia dan diakui segala puji bagi Allah Tuhan sekalian Alam.

 
 

Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,
Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh
Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RISALATUL MURID

Sekilas Biografi Penyusun Kitab Risalatul Murid 01. Pendahuluan 02. Masalah Thariqat 03. Bagaimana Memelihara Rahasia Batin 04. Taubat 05. Memelihara Hati 06 - Mencegah seluruh anggota badan dari maksiat 07 - Bencana Lisan 08 - Bencana Telinga dan Mata 09 - Senantiasa dalam Thaharah 10 - Memperbanyak yang dianjurkan 11 - Shalat Tahajud tengah malam 12 - Memelihara Shalat 5 Waktu 13 - Ruh Ibadat 14 - Melazimkan Sholat Jum'at Dan Berjamaah 15 - Peranan Dzikir 16 - Jalan Menuju Allah 17 - Menolak Sifat Malas 18 - Jalan Menuju Allah 19 - Kategori Nafsu 20 - Ujian Hidup Miskin 21 - Pembagian Rezeki 22 - Sabar terhadap penganiayaan orang 23 - Jangan panjang angan-angan 24 - Jangan Takut Pada Manusia 25 - Mukasyafah 26 - Hakekat Keramat (Karomah) 27 Senantiasa Husnudzhon kepada Allah 28 Hukum Mencari Rezeki 29 Teman Yang Kamil 30 Penghubungmu dengan seorang Syaikh 31 Meletakkan kepercayaan ke

Dalil dan Pengertian Suluk, Macam-Macam Suluk Serta Bentuk-Bentuknya

1. Pengertian Suluk Secara etimologis, kata suluk berarti jalan atau cara, bisa juga diartikan kelakuan atau tingkah laku, sehingga husnul-suluk berarti kelakuan yang baik. Kata suluk adalah bentuk masdar yang diturunkan dari bentuk verbal "salaka yasluku" yang secara harfiah mengandung beberapa arti yaitu "Memasuki, melalui jalan, bertindak dan memasukkan". 1 Secara garis besar suluk merupakan kegiatan seseorang untuk menuju kedekatan diri kepada Allah, suluk hampir sama dengan tarekat, yakni cara mendekakan diri kepada Tuhan. Hanya saja, kalau tarekat masih bersifat konseptual, sedangkan suluk sudah dalam bentuk teknis oprasional 2 Oprasional dalam arti yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar teori melainkan langsung dipraktikkan dalam tingkah laku keseharian, kata suluk berasal dari ungkapan terminologi dalam al-Qur’an yakni Fasluki dalam surat An-Nahl (16) Ayat 69. 3 yang artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuh

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM TASAWUF ISLAM

MAKNA SULUK/TAREKAT DAN WUSHUL/MARIFAT DALAM ISLAM Oleh : M. Ilham Hidayatullah A.    PENDAHULUAN Dalam dunia modern seperti saat sekarang ini tidak sedikit kita temukan orang-orang yang sters dengan keadaan dan segala tuntutan hidup mereka masing-masing. Namun, adapula sebagian di antara masyarakat modern saat ini yang mulai haus akan ketenangan dan keteduhan bathindengan memasuki dunia sufi atau tasawuf. Bagi seorang sufi yang menggeluti dunia tasawuf pastinya mengetahui dengan jelas tentang “suluk” suluk adalah jalan, yaitu jalan unuk lebih dekat dengan Allah swt dan akan sampai nantinya “wushul” yaitu orang yang samapi mengenal/tahu kepada Allahmaksudnya mengenal/merasakan bukan karena riwayat atau mendengar dari cerita orang, namun karena menjalani dan menumukan sendiri. Bedasarkan uraian di atas pemakalah menyajikan beberapa rumusan masalah yaitu : pertama , apa yang di maksud dengan suluk dalam islam ?, kedua , apa yang di maksud dengan wushul/marifat dalam islam ?.
DIBERDAYAKAN OLEH SAEPUL